Sunday, June 22, 2014

analisis debat presiden 1 dan 2

Analisis Debat Capres dan Cawapres Ke-1

Dalam debat capres dan cawapres ke-1, capres dan cawapres saling menunjukkan kemampuan mereka dalam berstatement. Capres dan cawapres nomor urut 1 bicara secara makro, itu memang hal yang mesti disampaikan seorang pimpinan negara. Capres nomer 1 mengatakan secara runtut akar permasalahan yang terjadi di Indonesia dan mengakui kekurangan & kesalahan di negara ini, dan itu tugas presiden baru untuk menyelesaikanny dan  Cawapresnya walau singkat jawabanya cukup pas. Capres nomer 1 menyatakan bahwa leadership harus ditunjukan seorang presiden, dan wakilnya menjawab secara tegas kehawatiran transaksi dan pembagian jatah jabatan. Demokrasi murah jawaban cawapresnya adalah pamungkas jawaban pertanyaan. Capres nomer urut 1 menjawab tentang visi misi perlindungan HAM, menurutnya soal tugas UUD yang menjadi tugas utama pemerintah yang harus melindungi rakyat dari segala ancaman. Capres 1 dan cawapresnya juga menjelaskan soal langkah berupa pendidikan di segala sektor.menurutnya infrastruktur di bidang pendidikan harus diperbaiki serta tunjangan bagi guru, penjaga sekolah dan hal hal lain yang bersangkutan dengan pendidikan harus disejahterahkan. Mereka juga menyinggung soal dikriminasi dan soal soal pilkada langsung yang mahal 15 T dibanding lewat DPR/DPRD yang 13 T serta soal pemekaran wilayah atasan dan dia menjelaskan tentang kriteria pemekaran apakah jumlah penduduk, keamanan atau letak geografis Cawapresnya menyatakan hukum harus disetarakan. Tidak boleh ada perbedaan hukum dari rakyat kelas bawah sampai kelas atas karena menurutnya semua sama rata dimata hukum.
Pertanyaan soal bagaimana mengatasi hambatan soal peraturan yang tumpang tindih dan birokrasi. Capres 1 menyadari adanya hambatan, ada strategi yaitu memilih beberapa sektor yang kunci. Lalu menentukan sasaran dengan managemen obyektif serta dipilih yang terpenting seperti pangan, energi, infrastruktur dan keamanan. Lakukan dialog dengan membuka publik opini adalah langkah berikutnya. Cawapresnya pun mengatakan untuk mendalami soal hambatan buruknya birokrasi. Langkah reformasi birokrasi, tidak gemuk dan akuntable. Lalu ada penguatan SDM aparatur negara. Dalam debat penutup, capres nomer 1 memberikan statement tujuan bernegara ialah rakyat dapat hidup adil makmur dan sejahtera.

Sedangkan capres dan cawapres nomer 2 berbicara terlalu mikro dan terlalu teknis karakterisasi seorang pejabat teknis. Dalam debat pertama  kebanyakan cawapres nomer 2 lah yang lebih menguasai materi daripada capresnya. Capres nomer 2 menjelaskan bahwa dia itu capres bukan ketum parpol. Membicarakan rekening tidak tepat karena itu sangat mikro. Dana itu untuk kampanye, ini pertanyaan soal negara. Di pertanyaan kedua yang ditanya kerangka hukum tapi capres nomer 2 malah menjawab lagi-lagi soal mikro dan teknis tentang cerita lurah di Menteng. Capres  nomer 2 tetap setuju pilkada langsung tetapi serentak. Soal pemekaran setuju dengan catatan bisa ditarik kembali jika menjadi beban walaupun tidak semudah itu. Dan wakilnya menambahkan soal efisiensi pemilu. Jawaban klarifikasi Jokowi mempertimbangkan soal manfaat rakyat atau elit, soal keluasan juga dipertimbangkan, juga soal jumlah penduduk. Intinya kemanfaatan bagi rakyat. Capres nomer 2 juga menjawab dengan politik anggaran yang bisa berfungsi sebagai reward dan punishment. Kebijakan satu pintu lewat setneg adalah solusi yang ditawarkan. Membangun sistem lewat e-sistem.  Dan wakilnya memberikan tambahan  bahwa tugas pemimpin meyakinkan daera dan harus ada desentralisasi ke daerah.

Analisi Debat Presiden Ke-2

Dalam visi misi tentang Ekonomi dan Pembangunan, pembedahan dari visi misi itu sendiri serta tanya jawab dan saling memberikan tanggapan yang dipaparkan masing-masing calon presiden, mereka sama-sama menjanjikan ekonomi dan pembangunan yang lebih baik.
Nomer urut 1 lebih menekankan pada darimana dana untuk mensejahterahkan masyarakat di peroleh. Sistem ekonomi yang akan dipakai adalah sistem ekonomi kerakyatan, dimana menurutnya ekonomi kerakyatan harus berazazkan kekeluargaan dan ekonomi mesti ditunjukkan kepada penguatan terhadap rakyat itu sendiri, bukan pertumbuhan. Berkali-kali nomer urut 1 ini membahas tentang kebocoran dana negara yang harus ditutup agar tidak merugikan negara lebih banyak. Padahal dengan adanya dana negara ini, bisa dialokasikan ke bidang-bidang yang memang memerlukan banyak dana guna menunjang sdm kita. Dalam pertumbuhan dibidang pendidikan misalnya, membangun sarana infrastruktur umum menjadi lebih baik, mengubah hutan yang rusak menjadi lahan produksi (sawah baru & bioetanol).
Dalam masalah kemiskinan dan pengangguran, nomer urut 1 lebih fokus pada pembangunan di sektor pertanian. Karena menurutnya di sektor tersebut dapat menyerap tenaga kerja dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat.
Sedangkan nomer urut 2 lebih menekankan sistem-sistem yang disusunnya. Dengan melakukan pembangunan manusia (kesehatan yang dikemas dalam kartu “Indonesia Sehat”, dan pendidikan dalam kartu “Indonesia Pintar). Kedua sistem dengan kartu tersebut dianggap berhasil saat ia masih menjabat sebagai gubernur DKI olehkarenanya hal tersebut diajukan kembali saat memaparkan visi misinya. Nomer urut 2 juga menjanjikan pemerataan dalam ekonomi (koperasi, umkm, ekonomi maritim, & pasar tradisional. Sistem ekonomi yang akan dipakai adalah ekonomi berdikari. Sistem ini sudah mulai diterapkan pula saat ia menjabat sebagai gubernur DKI, yakni pengaturan tentang pasar tradisional, tata ruang, dan pkl sehingga dana dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain.
Capres nomer urut 2 juga mengajukan sistem pemerataan investasi dan pemerataan infrastuktur diseluruh daerah guna menunjang peningkatan kualitas sdm. Industri kecil harus diberikan insentif yang besar dan menurutnya dubes juga harus menjadi marketing negara agar indutri kecil dapat bersaing dengan produk luar.
Dalam debat ke-2  hari minggu kemaren, sudah mulai nampak bagaimana cara kedua capres ini menanggapi pertanyaan serta memberikan pernyataan tentang pertanyaan ataupun tanggapan. Capres nomer 1 lebih menekankan dari mana dana untuk pembangunan itu didapat sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik, sedangkan capres nomer 2 hanya menjelaskan sistem sistem, dana untuk menjelaskan sistem tersebut tidak disinggung. Capres nomer 2 juga merupakan pelaku industri sehingga ia mengerti dan bisa merasakan kesulitan yang dialami para industri kecil. Dia mengusulkan agar memperbaiki dan membangun infrastruktur kapal laut secara merata agar tidak terjadi kesenjangan harga antara di jawa dan di papua. Menurutnya mengirim barang ke luar negeri lebih murah dibandingkan mengirim ke papua.