Analisis Debat Capres dan Cawapres Ke-1
Dalam debat capres dan cawapres ke-1,
capres dan cawapres saling menunjukkan kemampuan mereka dalam berstatement.
Capres dan cawapres nomor urut 1 bicara
secara makro, itu memang hal yang mesti disampaikan seorang pimpinan negara.
Capres nomer 1 mengatakan secara runtut akar permasalahan yang terjadi di
Indonesia dan mengakui kekurangan & kesalahan di negara ini, dan itu tugas
presiden baru untuk menyelesaikanny dan
Cawapresnya walau singkat jawabanya cukup pas. Capres nomer 1 menyatakan
bahwa leadership harus ditunjukan seorang presiden, dan wakilnya menjawab
secara tegas kehawatiran transaksi dan pembagian jatah jabatan. Demokrasi murah
jawaban cawapresnya adalah pamungkas jawaban pertanyaan. Capres nomer urut 1
menjawab tentang visi misi perlindungan HAM, menurutnya soal tugas UUD yang
menjadi tugas utama pemerintah yang harus melindungi rakyat dari segala
ancaman. Capres 1 dan cawapresnya juga menjelaskan soal langkah berupa
pendidikan di segala sektor.menurutnya infrastruktur di bidang pendidikan harus
diperbaiki serta tunjangan bagi guru, penjaga sekolah dan hal hal lain yang
bersangkutan dengan pendidikan harus disejahterahkan. Mereka juga menyinggung soal
dikriminasi dan soal soal pilkada langsung yang mahal 15 T dibanding lewat
DPR/DPRD yang 13 T serta soal pemekaran wilayah atasan dan dia menjelaskan
tentang kriteria pemekaran apakah jumlah penduduk, keamanan atau letak
geografis Cawapresnya menyatakan hukum harus disetarakan. Tidak boleh ada
perbedaan hukum dari rakyat kelas bawah sampai kelas atas karena menurutnya
semua sama rata dimata hukum.
Pertanyaan soal bagaimana mengatasi hambatan soal
peraturan yang tumpang tindih dan birokrasi. Capres 1 menyadari adanya
hambatan, ada strategi yaitu memilih beberapa sektor yang kunci. Lalu
menentukan sasaran dengan managemen obyektif serta dipilih yang terpenting
seperti pangan, energi, infrastruktur dan keamanan. Lakukan dialog dengan
membuka publik opini adalah langkah berikutnya. Cawapresnya pun mengatakan
untuk mendalami soal hambatan buruknya birokrasi. Langkah reformasi birokrasi,
tidak gemuk dan akuntable. Lalu ada penguatan SDM aparatur negara. Dalam debat
penutup, capres nomer 1 memberikan statement tujuan bernegara ialah rakyat
dapat hidup adil makmur dan sejahtera.
Sedangkan capres dan cawapres nomer 2 berbicara terlalu mikro dan
terlalu teknis karakterisasi seorang pejabat teknis. Dalam debat pertama kebanyakan cawapres nomer 2 lah yang lebih
menguasai materi daripada capresnya. Capres nomer 2 menjelaskan bahwa dia itu
capres bukan ketum parpol. Membicarakan rekening tidak tepat karena itu sangat
mikro. Dana itu untuk kampanye, ini pertanyaan soal negara. Di pertanyaan kedua
yang ditanya kerangka hukum tapi capres nomer 2 malah menjawab lagi-lagi soal
mikro dan teknis tentang cerita lurah di Menteng. Capres nomer 2 tetap setuju pilkada langsung tetapi
serentak. Soal pemekaran setuju dengan catatan bisa ditarik kembali jika
menjadi beban walaupun tidak semudah itu. Dan wakilnya menambahkan soal
efisiensi pemilu. Jawaban klarifikasi Jokowi mempertimbangkan soal manfaat
rakyat atau elit, soal keluasan juga dipertimbangkan, juga soal jumlah
penduduk. Intinya kemanfaatan bagi rakyat. Capres nomer 2 juga menjawab dengan
politik anggaran yang bisa berfungsi sebagai reward dan punishment. Kebijakan
satu pintu lewat setneg adalah solusi yang ditawarkan. Membangun sistem lewat
e-sistem. Dan wakilnya memberikan
tambahan bahwa tugas pemimpin meyakinkan
daera dan harus ada desentralisasi ke daerah.
Analisi Debat Presiden Ke-2
Dalam visi misi tentang Ekonomi dan Pembangunan, pembedahan dari visi
misi itu sendiri serta tanya jawab dan saling memberikan tanggapan yang
dipaparkan masing-masing calon presiden, mereka sama-sama menjanjikan ekonomi
dan pembangunan yang lebih baik.
Nomer urut 1 lebih menekankan pada darimana dana untuk mensejahterahkan
masyarakat di peroleh. Sistem ekonomi yang akan dipakai adalah sistem ekonomi
kerakyatan, dimana menurutnya ekonomi kerakyatan harus berazazkan kekeluargaan
dan ekonomi mesti ditunjukkan kepada penguatan terhadap rakyat itu sendiri,
bukan pertumbuhan. Berkali-kali nomer urut 1 ini membahas tentang kebocoran
dana negara yang harus ditutup agar tidak merugikan negara lebih banyak.
Padahal dengan adanya dana negara ini, bisa dialokasikan ke bidang-bidang yang
memang memerlukan banyak dana guna menunjang sdm kita. Dalam pertumbuhan
dibidang pendidikan misalnya, membangun sarana infrastruktur umum menjadi lebih
baik, mengubah hutan yang rusak menjadi lahan produksi (sawah baru &
bioetanol).
Dalam masalah kemiskinan dan pengangguran, nomer urut 1 lebih fokus pada
pembangunan di sektor pertanian. Karena menurutnya di sektor tersebut dapat
menyerap tenaga kerja dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat.
Sedangkan nomer urut 2 lebih menekankan sistem-sistem yang disusunnya.
Dengan melakukan pembangunan manusia (kesehatan yang dikemas dalam kartu
“Indonesia Sehat”, dan pendidikan dalam kartu “Indonesia Pintar). Kedua sistem
dengan kartu tersebut dianggap berhasil saat ia masih menjabat sebagai gubernur
DKI olehkarenanya hal tersebut diajukan kembali saat memaparkan visi misinya.
Nomer urut 2 juga menjanjikan pemerataan dalam ekonomi (koperasi, umkm, ekonomi
maritim, & pasar tradisional. Sistem ekonomi yang akan dipakai adalah
ekonomi berdikari. Sistem ini sudah mulai diterapkan pula saat ia menjabat
sebagai gubernur DKI, yakni pengaturan tentang pasar tradisional, tata ruang,
dan pkl sehingga dana dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain.
Capres nomer urut 2 juga mengajukan sistem pemerataan investasi dan
pemerataan infrastuktur diseluruh daerah guna menunjang peningkatan kualitas
sdm. Industri kecil harus diberikan insentif yang besar dan menurutnya dubes
juga harus menjadi marketing negara agar indutri kecil dapat bersaing dengan
produk luar.
Dalam debat ke-2 hari minggu
kemaren, sudah mulai nampak bagaimana cara kedua capres ini menanggapi
pertanyaan serta memberikan pernyataan tentang pertanyaan ataupun tanggapan.
Capres nomer 1 lebih menekankan dari mana dana untuk pembangunan itu didapat
sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik, sedangkan capres nomer 2 hanya
menjelaskan sistem sistem, dana untuk menjelaskan sistem tersebut tidak
disinggung. Capres nomer 2 juga merupakan pelaku industri sehingga ia mengerti
dan bisa merasakan kesulitan yang dialami para industri kecil. Dia mengusulkan
agar memperbaiki dan membangun infrastruktur kapal laut secara merata agar
tidak terjadi kesenjangan harga antara di jawa dan di papua. Menurutnya
mengirim barang ke luar negeri lebih murah dibandingkan mengirim ke papua.
No comments:
Post a Comment