1.
IBD Sebagai Bagian Dari MKDU
Mata Kuliah Dasar Umum
atau yang lebih sering disebut MKDU merupakan mata kuliah wajib yang ada di semua
universitas. IBD merupakan salah satu
komponen dari mata kuliah ini. Dengan adanya matakuliah ini diharapkan dapat mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
Tujuan dari MKDU
sendiri adalah agar mahasiswa memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup
luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan dapat menimbulkan minat
mendalami lebih lanjut, dan dengan demikian mahasiswa diharapkan turut
mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif.
2.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar
merupakan ilmu yang mempelajari tentang dasar dasar kebudayaan. Secara umum pengertian kebudayaan
adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani dengan tujuan dapat membantu
menyelesaikan masalah-masalah manusia dan kebudayaan sehari-hari. Ilmu budaya dasar (Basic Humanities) merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan.
Istilah IBD pertama kali
di kembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities” yang berarti manusia,
berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari humanities, diumpamakan seseorang dapat
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dalam
ilmu budaya dasar, Prof
Dr.Harsya Bactiar membagi tiga kelompok ilmu dan pengetahuan dalam ilmu budaya
dasar, yakni:
Ø Ilmu –ilmu Alamiah (Nature Science) : Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian bias 100% benar atau 100% salah.
Ø Ilmu-ilmu Sosial (Social Science) :
ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji metode ini , menggunakan metode ilmiah sebagai pinjaman ilmu
ilmu alamiah. Hasil penelitian dengan menggunakan ilmu ini tidak 100% benar,
tapi mendekati kebenaran.
Ø Pengetahuan Budaya (The humanities) : bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji dan meneliti hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa peristiwa dan kenyataan yang bersifat unik ,kemudian diberi arti.
3.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya
dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan
cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut
IBD diharapkan dapat :
1.Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka
2.Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
2.Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
4.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan dari definisi
mengenai IBD yang telah dijalaskan dalam bagian sebelumnya, terdapat beberapa
aspek yang terkandung di dalamnya. Aspek-aspek tersebut adalah :
Ø Aspek kehidupan yang intinya
menangani dan mengungkapkan masalah kemanusiaan dan kebudayan dengan pendekatan
pengetahuan budaya (The Humanities), dari berbagai macam segi disiplin ilmu
kebudayaan atau keahlian maupun ilmu-ilmu gabungan.
Ø Hakekat manusia yang satu
(universal), namun banyak perbedaan- perbedaan antara manusia yang satu dengan
yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang,
tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana
terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan, pikiran, dan
perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Dari kedua masalah diatas, keduanya merupakan
inti masalah yang dibahas dalam mata kuliah IBD. Bagaimana hubungan manusia
dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai moral dan
bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu
Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan
adalah :
Ø Manusia dan cinta kasih
Ø Manusia dan keindahan
Ø Manusia dan penderitaan
Ø Manusia dan keadilan
Ø Manusia dan pandangan hidup
Ø Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
Ø Manusia dan kegelisahan
Ø Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk
dalam karya-karya yang mengcakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai
cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan,
patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik
menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun
secara gabungan cabang-cabang tersebut.
Manusia dan Kebudayaan
1.
Manusia
Manusia dianggap sebagai kumpulan
dari partikal-partikel yang membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki
oleh manusia dalam ilmu kimia. Dalam ilmu fisika, manusia merupakan kumpulan dari berbagai
sistem fisik yang terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi.
Menurut ilmu biologi, manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam
makhluk mamalia.
Manusia merupakan makhluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan.dalam ilmu
ekonomi, disebut juga homo economicus. Lain lagi dalam ilmu sosiologi, dalam
ilmu tersebut manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
.
Sebenarnya banyak sekali unsur-unsur
yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, di bagi
menjadi 2, yakni unsur jasmani dan unsur rohani. Ada dua pandangan tentang
unsur-unsur yang membangun manusia, yatu:
a.
Manusia itu terdiri
atas empat unsur yang saling berkaitan
Ø
Jasad, yaitu badan kasar manusia yang
nampak, dapat diliat, dapat difoto, dapat dilihat danmenempati ruang dan waktu.
Ø
Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang
ditandai dengan gerak.
Ø
Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan,
daya yang bekerja secara spiritual danmemahami kebenarand.
Ø
Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan
yaitu kesadaran akan diri sendiri
b.
Manusia Sebagai Satu
Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
Ø
Id
merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id
juga merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan terkait dengan sex.
Ø
Ego merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi
Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh oranglain. Perkembangan
ego terjadi antara usia satu dan dua tahun.
Ø
Superego merupakan struktur kepribadian
yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan
id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam diriindividu,
superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
2.
Hakekat Manusia
Dalam kamus bahasa Indonesia,
hakikat berarti intisari atau dasar. Hakikat juga berarti kenyataan
yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan
dari manusia itu sendiri, yakni:
a.
Mahluk ciptaan
Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang
dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika
manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika
manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan,
dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh
manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.
Mahluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya
Kesempurnaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak
yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai
baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu
mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia misalnya :
Ø Perasaan intelektual : perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu,
sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui
sesuatu.
Ø Perasaan estetis : perasaan yang berkenan
dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar
sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
Ø Perasaan etis :
perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila
sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
Ø Perasaan diri : perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang
lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi,
angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia akan
merasa minder.
Ø Perasaan religius : perasaan yang berkenaan
dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia
tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi
larangan – Nya.
c.
Mahluk
biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia merupakan bagian
dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
d.
Mahluk ciptaan
Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi
Manusia mempunyai kualitas
dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya. Soren Kienkegaard, seorang
filsuf Denmark yang merupakan pelopor
ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan yang nyata,
yakni merupakan mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya yang memiliki
sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Manusia
pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk
meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan
dan kesadaran.
Perbedaan
diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki
manusia dibanding dengan mahluk lain. Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi
merupakan mahluk yang memiliki karakter paling
unik. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya
melahirkan kebudayaan.
Manusia memiliki
beberapa karakteristik, yakni:
Ø Aspek kreasi
Ø Aspek ilmu
Ø Aspek kehendak
Ø Pengarahan akhlak
3.
Kepribadian Bangsa Timur
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan
bertahan hidup. Hal tersebut benar – benar dianut oleh masyarakat pada bangsa
timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai
kepribadian bangsa.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat toleransi yang tinggi dan dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan.
Kepribadian bangsa timur identik
menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat. Selain
itu, kepribadian bangsa timur khususnya Indonesia juga lebih terbuka dan ramah tamah serta lebih bersahabat.Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama Islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan
orang barat yang bertentangan dengan adat istiadat orang timur.
Pada
umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti
peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Adapula unsur- unsur kebudayaan asing yang sulit diterima
adalah misalnya:
Ø Unsur-unsur yang menyangkut sistem
kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup danlain-lain.
Ø Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf
pertama proses sosialisasi
Ø Pada umumnya generasi muda dianggap
sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang
masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai
orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru
Ø Suatu masyarakat yang terkena proses
akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan
tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Dibawah ini merupakan
bagan dari psiko-sosiogram

Dari
gambar diatas dapat dijelaskan bahwa :
Ø
Nomor 7 dan 6 disebut
sebagai daerah tak sadar dan sub sadar.
Disebut sebagai daerah tak sadar
karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri
manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sebagai contoh,
misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu
sering timbul karena beberapa
hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu
tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut
daerah Sub sadar karena sewaktu–waktu unsur-unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan
mengganggu kebiasaan sehari– hari. Sebagai contoh, yaitu sebuah tragedi buruk yang pernah menimpa
manusia itu sendiri atau kita kenal dengan
trauma tersendiri yang dimiliki manusia yang sulit untuk dilupakan namun manusia
itu ingin melupakannya.
Tragedi
buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun
2006. Pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana
Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka
merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
Ø
Nomor 5 disebut
daerah kesadaran yang tidak dinyatakan.
Maksudnya
pikiran –
pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak
ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Misalnya perasaan benci terhadap
seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak
langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang
dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya
sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
Ø
Nomor 4 disebut daerah
kesadaran yang dinyatakan.
Kebalikan
dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada
di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya. Misalnya kita lihat
dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari
buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
Ø
Nomor 3 disebut
lingkaran hubungan karib.
Di sini
manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati
dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan
benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. contoh study
kasusnya, misalnya kita lihat segi perasaan, seseorang yang telah menganggap
oranglain sebagai seseorang yang mampu untuk menjadi tempat untuk menanmpung
berbagai curahan hatinya atau sesuatu yang dirasakannya.
Ø
Nomor 2 disebut
lingkaran hubungan berguna.
Bisa
dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada
daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya antara pedagang dan pembeli. Disini
mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pedang membutuhkan pembeli
untuk membeli dagangannya, sedangkan pembeli membutuhkan barang untuk
dikonsumsinya. Ini adalah suatu hubungan timbal balik yang sudah sangat lumrah
terjadi dalam kehidupan kita.
Ø
Nomor 1 disebut
lingkaran hubungan jauh.
Lingkaran
hubungan jauh berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal.
Disini manusia tersebut sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan
dihadapi kedepannya. Sebagai contoh, misalnya sebuah keputusan yang harus
diambil seseorang ketika dia dalam sebuah masalah besar yang dihadapinya.
Keputusan tersebut begitu cepat diseleksi dalam otaknya. Sepersekian detik dia
harus bisa keluar dari masalah tersebut. Tentunya dia sudah memikirkan segala
macam hal yang akan dihadapinya kemudian hari.
Ø
Nomor 0 disebut
lingkungan dunia luar.
Maksut dari lingkungan dunia luar berarti tentang pendapat
dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi
atau dijumpai. Misalnya saat kita berada diluar dari Negara Indonesia. Kita
akan berpikir bahwa Negara yang kita kunjungi itu sangat berbeda dengan Negara
dimana kita tinggal yaitu di Indonesia. Hal yang berbeda itu dilihat dari
berbagai aspek yang ada. Dilihat dari kebudayaan , pola pikir dan cara hidup
manusia dinegara tersebut, dan berbagai macam aspek lainnya.
4.
Kebudayaan
Kebudayaan
jika dikaji dari asal kata bahasa Sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Kebudayaan secara
umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah
atau tempat tinggalnya. Dapat diartikan
sebagai segala usaha manusia untuk dapat
melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari,
mengacu pada pola-pola perilaku yang
ditularkansecara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
Berikut
ini merupakan beberapa pendapat tntang kebudayaan yang diungkap oleh tokoh tokoh kebudayaan:
Ø Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Ø Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Ø Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Ø Edward
Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Ø Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Ø Ki Hajar
Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.
Ø Koentjaraningrat,
Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar
Ø Robert
H Lowie, Kebudayaan adalah
segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan,
adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
5.
Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan besar
(cultural universal) yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat
ada 7 yakni:
1. Sistem
religi yang meliputi;
Ø Sistem kepercayaan
Ø Sistem nilai dan pandangan hidup
Ø Komunikasi keagamaan
Ø Upacara keagamaan
2. Sistem
kemasyarakatan atau organisasi social yang meliputi;
Ø Kekerabatan
Ø Asosiasi dan perkumpulan
Ø Sistem kenegaraan
Ø Sistem kesatuan hidup
Ø Perkumpulan
3. Sistem
pengetahuanmeliputi pengetahuan tentang;
Ø Flora dan fauna
Ø Waktu, ruang dan bilangan
Ø Tubuh manusia dan perilaku antar
sesama manusia
4. Bahasa
yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk;
Ø Lisan
Ø Tulisan
5. Kesenian
yang meliputi;
Ø Seni patung/pahat
Ø Relief
Ø Lukisan dan gambar
Ø Rias
Ø Vokal
Ø Musik
Ø Bangunan
Ø Kesusastraan
Ø drama
6. Sistem
mata pencaharian atau sistem ekonomi yang meliputi;
Ø Berburu dan mengumpulkan makanan
Ø Bercocok tanam
Ø Peternakan
Ø Perikanan
Ø Perdagangan
7. Sistem
perlatan hidup dan teknologi yang meliputi;
Ø Produksi, distribusi, transportasi
Ø Peralatan komunikasi
Ø Peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
Ø Pakaian dan perhiasan
Ø Tempat berlindung dan perumahan
Ø Senjata
Kebudayaan dapat dibagi
dalam dua dua bentuk wujud, yakni:
1) Kebudayaan
material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata. Kebudayaan material
juga mencangkup barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion
olahraga, pakaian, dan gedung pencakar langit.
2) Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, yaitu seperti dongeng, cerita rakyat dan lagu atau tari
tradisional.
6.
Wujud Kebudayaan
Menurut
dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia : Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak
dapat dilihat, dan berpusat padakepala-kepala manusia yang menganutnya. atau
dengan perkataan lain, dalam alam pikiranwarga masyarakat dimana kebudayaan
bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas : Berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati
ataudiobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri daiiaktivitas-aktivitasmanusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan,
serta bergaul satu dengan yang lain daridetik ke detik, dari han' ke hari, dan
dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentuyang berdasarkan adat
tata kelakuan.
3. Wujud sebagai benda : Aktivitas
manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari' berbagai penggunaan
peralatansebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya
manusia tersebutmenghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
Ketiga
wujud dari kebudayaan tadi. dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak
terpisahsatu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi
arah kepadatindakan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan
ide-ide , maupun tindakandalam karya manusia. menghasilkan benda-benda
kebudayaan fisiknya. Sebaliknya. kebudayaanfisik membentuk suatu lingkungan
hidup tertentu yang makin laina makin menjauhkan manusiadari lingkungan
alamialmya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya. bahkanjuga cara
berpikirnya.
7.
Orientasi Nilai Budaya
Menurut
C.Kluckhohn dalamkaryanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaandi dunia, secara universal menyangkut lima masalah
pokok kehidupan manusi, yaitu :
1.Hakekat hidup manusia ( MH ),
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang
berusahauntuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggaphidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup".
2. Hakekat karya manusia ( MK ),
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan
bahwakarya bertujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan,
karyamerupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia ( WM ),
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan
mementinganorientasi masa larnpau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini
atau masa yangakan datang.
4. Hakekat alarn manusia ( MA ), Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ataumemanfaatkan
alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapanmanusia harus
harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia ( MN ),
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik
secarahorizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada
tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi
kekuatan sendiri).
8.
Perubahan Nilai Budaya
Faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dan'
luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan
rrilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukanoleh rrilai-nilai
agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keselunrhan pranata yang ada.maka
penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu
olehberbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agarna yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu
masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem
otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima
jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu
memiliki skala kegiatan yang terbatas. dan dapat dengan mudah dibuktikan
kegunaarmya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan
jumlah dan komposisi penduduk. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik
tempat mereka hidup. Masyarakatyang hidupnya terbuka, yang berada dalam
jalur-jalur hubungan dengan masyarakatdan kebudayaan lain cenderung untuk
berubah lebih cepat.
Perubahan
ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan
sosial adalah segala penibahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai,sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Perubahan
kebudayaan ialah pembahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama
oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan,
antara lain aturan-aturan, norma-nomia yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan, juga teknologi, selera., rasa keindahan (kesenian), dan bahasa
9.
Perubahan Nilai Budaya
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat
oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup
dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang
membuatnya.
Dari sisi
lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya
sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan
kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.
Contoh-contoh hubungan antara manusia dengan kebudayaan
diantara lain adalah:
1)
Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota
dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai.
3)
Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4)
Kebudayaan khusus
atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh
lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
10. Dialektis
Pengertian
dialektis atau dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada
pendapat yang dilontarkan didepan publik.Kemudian muncul tentangan terhadap
pendapat tersebut.kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan
sebuah pendapat yang lebih lengkap. Ada 3 tahap dalam proses dialektis, yaitu:
1. Eksternalisasi yaitu proses dimana manusia menekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivitasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif.
3. Internalisasi yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
1.
Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari
kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya, sastra meliputi
segala bentuk dan macam tulisan
yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab
suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra
dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia.
Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui
bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Dalam
konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa
sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan
senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan
sebagainya.
Sedangkan
dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya
su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk- bentuk
yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala
macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang
banyak disebut- sebut dalam pelajaran
sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman
bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum
ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman
seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi
belum ada dan seni adalah ekspresi
keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja,
juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dari
dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai
untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya
sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam
pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri
mereka dan menyadari bahwa
merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Selain
melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat
madani) dan memanusiakan manusia dan
dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan
emosional, dan mempertajam
penalaran seseorang.
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra
dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
Ø kenyataan bahwa bangsa indonesia
berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial,
kesukaan, dan kedaerahan .
Ø Proses pembangunan yg sedang
berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa
terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
Ø kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik
dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan
yg telah diciptakannya .
2.
IBD yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah
suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal
dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus
terang”.
Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu
prosa lama dan prosa baru,prosa lama
adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi
budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa biasanya dibagi
menjadi empat jenis:
Ø Prosa naratif
Ø Prosa deskriptif
Ø Prosa eksposisi
Ø Prosa argumentative
Berikut ini merupakan 5 komponen yang ada di prosa lama,
yakni:
Ø Deskripsi yang jelas dan panjang
mengenai hal-hal fantastis yang
berpusat pada kehidupan istana.
Ø Banyak unsur bahasa asing sebagai
akibat dari pengaruh agama Hindu dan Islam.
Ø Tanggal dan nama pengarang tidak
tertulis.
Ø Khusus prosa narasi yang mendapat
pengaruh Islam.
Ø bBiasanya kisah beredar dari mulut ke
mulut tidak ada dokumentasi yang jelas
5 komponen prosa baru terdiri atas:
Ø Dinamis, perubahannya cepat
Ø Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
Ø Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah,
dsb.
Ø Di pengaruhi sastra Barat.
Ø Nama pencipta selalu dicantumkan.
Karya
sastra prosa lama yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk
tulisan.
Setelah masyarakat Indonesia menjadi akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Setelah masyarakat Indonesia menjadi akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Prosa lama terbagi atas:
A. Bidal
Bilal, adalah cara
berbicara dengan menggunakan bahasa kias.
B. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk sastra lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk sastra lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
C. Sejarah atau Tambo
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak sepenuhnya mengandung kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji)
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak sepenuhnya mengandung kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji)
D. Dongeng
Bentuk sastra lama yang
bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang bersifat khayalan dari pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan
cerita yang benar- benar terjadi. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati
saja atau pelipur lara. Itulah
sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.
Sedangkan dalam prosa baru:
1) Roman adalah cerita mengisahkan
pelakunya dari kecil sampai mati mengungkapkan adat atau aspek kehidupan suatu
masyarakat secara mendetail atau menyeluruh, alur bercabang cabang, banyak
digresi
2) Novel adalah cerita yang mengisahkan konflik
para pelaku sehingga terjadi perubahan jalan hidup atau nasib pelaku utama
3) Cerpen adalah cerita yang mengisahkan
konflik para pelaku tetapi tidak mengakibatkan perubahan pada nasib pelaku
utama. Ceritanya pendek, alurnya tunggal.
4) Esai adalah ulasan kupasan suatu
masalah, secar a sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya
bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
5) Resensi adalah pembicaraan atau pertimbangan
atau ulasan suatu karya buku, tulisan, drama, isinya bersifat memaparkan agar
pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek sering juga disertai
penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya itu dibaca atau dinikmati.
6) Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik atau buruk suatu hasil karya dengan member alas an-alasan
tentang isi dan bentuk dengan criteria tertentu, sifatnya objektif dan
menghakimi.
7) Biografi adalah karya yang berisi riwayat
hidup seseorang
8) Otobiografi adalah karya yang berisi riwayat
hidup sendiri
9) Analogi adalah atau bunga rampai adalah buku
yang berisi kumpulan karya terpilih beberapa orang
3.
Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Prosa fiksi disebut juga
karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot.
Prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh
pelaku-pelaku tertntu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang
bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin sebuah cerita. Karya fiksi lebih lanjut masih dibedakan
dalam berbagai macam bentuk, baik
itu roman, novel, novelet, maupun cerpen.
Sebagai seni yang
bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang
diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1) Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan
yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang
dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau
tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi
selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing
tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2) Prosa fiksi memberikan intonnasi
Fiksi memberikan sejenis
infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita
dapat belajan sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang
akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3) Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat
menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4) Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Beikut ini merupakan salah
satu bentuk dari prosa lama, salah satu contoh prosa lama adalah syair:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
4.
IBD yang Dihubungkan Dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya
Dasar tidak akan diarahkan pada
tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus
sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk seni
sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/
unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa
yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Puisi adalah karya sastra padat yang
sangat hemat dalam penggunaan kata-kata. Kekuatannya
terletak pada kata-kata yang dipilih, dengan prinsip sedikit kata tapi banyak makna. Dengan kata lain, bisa
disimpulkan bahwa puisi adalah karangan yang terikat
oleh pemilihan diksi, rima dan
suku kata dengan bentuk yang berangkap.
Pertumbuhan puisi dimulai dari ungkapan dengan susunan kata
dan makna estetis yang sederhana, seperti: ada ubi ada talas, ada
budi ada balas. Seiring perkembangan,
susunan kata dan makna estetisnya semakin dalam dan rumit. Dalam kehidupan sehari-hari, puisi tersebut
diciptakan dan berkembang bukan sekedar untuk hiburan,
tapi juga sebagai alat pengajaran dan alat berkomunikasi, baik secara umum maupun khusus untuk ritual keagamaan dan
upacara adat.
Contoh
puisi:
Apa
itu cinta...?
Datang memberikan kebahagiaan
Tapi tak jarang juga membawa kedustaan
Ia dapat mengubah putih menjadi hitam
Tapi juga bisa mengubah kelam menjadi benderang
Itulah sepenggalan makan dari cinta
Cinta...
Terdiri dari lima huruf, tapi kaya akan makna
Makna dari setiap tafsiran yang berbeda
Dia bisa menjadi dewa, yang amat dipuja
Bagi siapa saja pencobanya
Semua orang pasti pernah merasakan cinta
Terjun ke lembah asmara
Bahkan mencoba permainan cinta
Yang tak dilupa sepanjang masa
Tapi, tak selamanya cinta membawa bahagia
Bahkan banyak yang telah bosan dengan dunia
Karena telah terhunus pedang cinta
Pedang yang membuat lupa segalanya
Banyak hal yang dilalaikan
Karena cinta yang diutamakan
Segala dan semuanya dikorbankan
Demi cinta yang ingin dipuaskan
Entah berapa banyak tafsiran tentang cinta
Dari setiap pandangan yang berbeda
Oh, cinta...
Begitu banyak makna yang kau punya
Tapi apabila kita sedang jatuh cinta
Tak banyak kata yang bisa kita ucapkan untuk mengungkapkannya
Datang memberikan kebahagiaan
Tapi tak jarang juga membawa kedustaan
Ia dapat mengubah putih menjadi hitam
Tapi juga bisa mengubah kelam menjadi benderang
Itulah sepenggalan makan dari cinta
Cinta...
Terdiri dari lima huruf, tapi kaya akan makna
Makna dari setiap tafsiran yang berbeda
Dia bisa menjadi dewa, yang amat dipuja
Bagi siapa saja pencobanya
Semua orang pasti pernah merasakan cinta
Terjun ke lembah asmara
Bahkan mencoba permainan cinta
Yang tak dilupa sepanjang masa
Tapi, tak selamanya cinta membawa bahagia
Bahkan banyak yang telah bosan dengan dunia
Karena telah terhunus pedang cinta
Pedang yang membuat lupa segalanya
Banyak hal yang dilalaikan
Karena cinta yang diutamakan
Segala dan semuanya dikorbankan
Demi cinta yang ingin dipuaskan
Entah berapa banyak tafsiran tentang cinta
Dari setiap pandangan yang berbeda
Oh, cinta...
Begitu banyak makna yang kau punya
Tapi apabila kita sedang jatuh cinta
Tak banyak kata yang bisa kita ucapkan untuk mengungkapkannya
Dalam
membuat puisi seseorang memerlukan kreativitas untuk menyusun katakata menjadi sebuah rangkaian yang
indah. Yang perlu diperhatikan agar kreativitas
seseorang dapat timbul adalah:
Ø
Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
Ø
Kata-kata yang ambiquitas
yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Ø
Kata-kata yang berjiwa
yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Ø
Kata-kata yang konotatif
yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
Ø
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga
lebih menggugah hati
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah
sebagai berikut :
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut
“pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa manusia senantiasa ingin
memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman
hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan
pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para
mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat
melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
- Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk
hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui
puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
- Puisi dan keinsyafan sosial
- Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia
sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara
imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa
berupa ;
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
sumber: lupa -___-