A. SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
1.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah
pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang
homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan
sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian
yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh
pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar
tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.
Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
·
Pasar
lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang
dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk
tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen.
Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen
yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan
secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari
sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami
selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok
pasar yang lain.
·
Pelayanan
kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi
kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas
barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan
memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan
adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah
pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan.
Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat
memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng
diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan
gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen
·
Strategi
pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan
beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang
sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen
maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun
marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan
promosinya sehingga menjadi lebih tajam
·
Mendesain
Produk
Mendesain produk-produk
yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya dengan memahami
segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat
mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknik-teknik riset
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor,
Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
·
Menganalisis
Pasar
Segmentasi pasar membantu
pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar
produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan
alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk
yang sama.
·
Menemukan
Ceruk Peluang (nieche)
Setelah menganalisis
pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide
untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
·
Menguasai
posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang menguasai
segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka
mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.
·
Menentukan
Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen
akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna
favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari-hari dan pendapatnya pribadi
tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun akan berbeda-beda
menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok dengan segmen premium
a.
Segmentasi
dan kepuasan
Menurut Philip Kotler
(1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu
produk dengan harapannya. Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen kepuasan
konsumen terbagi menjadi 2 :
Ø Kepuasan Fungsional, merupakan
kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena
makan membuat perut kita menjadi kenyang.
Ø Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang
diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga
karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
Pengelompokan inilah yang
sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak
dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
-
letak
geografis
-
volume
pembelian demografis
-
produk
yang dibeli
-
sesuai
kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen
adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
b.
Segmentasi
dan profitabilitas
Profitabilitas adalah
kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Ø Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang
efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula
biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan
juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem
produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
Ø Fokus Pada “Core Business” Terpenting
Anda
Apakah Anda sudah
mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu,
energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka
yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga,
yaitu waktu Anda.
Ø Berdayakan Orang-orang Yang
Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya
terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada
aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan
organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang
efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan
dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
Ø Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda
merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi
pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang
lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas
bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola
organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
Ø Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai.
Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah
mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka
merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan
yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem
ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan
merefleksikan kinerja.
a.
Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat
bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
-
Measurable
: Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa
variabel yang sulit diukur.
-
Accessible
: Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
-
Substantial
: Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
-
Differentiable
: Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan
yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
-
Actionable
: Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen
yang bersangkutan.
Langkah dalam
mengembangkan segmentasi yaitu:
·
Mensegmen
pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen,
manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
·
Mendeskripsikan
segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang
dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut
dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
1.
Rencana Perubahan
a.
Analisis
konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna
untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di
dalamnya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami
berbagai pentahapan sebagai berikut:
Ø Analisis Kebutuhan, konsumen merasa
bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa
dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa
melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi
produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
Ø Pencarian Informasi, setelah kebutuhan
itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi
kebutuhannya.
Ø Evaluasi Alternatif, konsumen kemudian
mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari
keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia
keluarkan.
Ø Keputusan Pembelian, konsumen
memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
Ø Sikap Paska Pembelian, sikap paska
pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi
suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau
jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy
analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy
development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan
kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan
kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan
pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik
analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah
berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan
atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka
dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang
berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial
tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
·
Penelitian
dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang
dilakukan.
·
Orientasi
nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial
tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
·
Pertimbangan
politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
b.
Perubahan
struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen -
Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
1.
Pasar
Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan
sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi
produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh
produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat
pasar persaingan sempurna :
-
Jumlah
penjual dan pembeli banyak
-
Barang
yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
-
Penjual
bersifat pengambil harga (price taker)
-
Harga
ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
-
Posisi
tawar konsumen kuat
-
Sulit
memperoleh keuntungan di atas rata-rata
-
Sensitif
terhadap perubahan harga
-
Mudah
untuk masuk dan keluar dari pasar
2.
Pasar
Monopolistik
Struktur pasar
monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk
yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara
produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan
ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopolistik :
-
Untuk
unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
-
Mirip
dengan pasar persaingan sempurna- Brand yang menjadi ciri khas produk
berbeda-beda
-
Produsen
atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
-
Relatif
mudah keluar masuk pasar
3.
Pasar
Oligopoli
Pasar oligopoli adalah
suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau
penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah
industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli :
-
Harga
produk yang dijual relatif sama
-
Pembedaan
produk yang unggul merupakan kunci sukses
-
Sulit
masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
-
Perubahan
harga akan diikuti perusahaan lain
4.
Pasar
Monopoli
Pasar monopoli akan
terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau
penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln),
perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopoli :
-
Hanya
terdapat satu penjual atau produsen
-
Harga
dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
B.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
KONSUMEN
Kotler
dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan
proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana
konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Proses
pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga
perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik
dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan
konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan
dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu
merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari
perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi
akan dievaluasi kembali.
1. Model
Proses Pengambilan Keputusan
Ada banyak cara
untuk mengambil keputusan, dalam hal ini di klasifikasi berdasarkan bentuk
model:
Ø Tujuanya
: model latihan , model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan
lain sebagainya.
Ø Bidang
penerapannya : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang,
model tentang kesehatan,dan sebagainya.
Ø Tingkatkanya
: model tingkat manejemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan
rasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya
Ø Ciri
waktunya : model statis dan model dinamis.
Ø Bentuknya
: model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik,dan sebagainya.
Ø Pengembangan
analitik : tingkat dimana matematika perlu digunakan.
Ø Kompleksitas
: model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan
sebagainya.
Ø Formalisasi : model mengenai dimana interaksi
itu telah digunakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara
formal perlu di bicarakan juga.
2. Tipe
Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Tipe Pengambilan
adalah tindakan manejemen dalam penelitian alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusannya di bagi 3 tipe
:
Ø Keputusan
terprogram : keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat di program
keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manejemen tingkat
bawah.
Ø Keputusan
setengah terprogram : keputusan yang sebagian dapat diprogram sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagaian tidak terstruktur.
Ø Keputusan
tidak terprogram : keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi.
Ø Keputusan
ini terjadi di manejemen tingkat atas informasi untuk pengambilan keputusan
tidak terstruktur tidak mudah untuk di dapatkan dan tidak mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan
masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu
produk yang telah mereka gunakan sebelumnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
Ø Alternatif-alternatif
dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah.
Ø Tersedianya waktu
yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
Ø Terdapat
tingkat keterlibatan yang
tinggi dalam menyertai pembelian.
Terdapat 5
faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian :
Ø Motivasi
merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.
Ø Persepsi
merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut.
Ø Pembentukan
sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan
sikap suka atautidak suka seseorang akan suatu hal.
Ø Integrasi
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Ø Pembelajaran
merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk
tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan
dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
1.
Pembelian
Struktur keputusan
membeli penting karena sesudah menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan
akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk
membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
a) Keputusan tentang
jenis produk. Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk
membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian.
b) Keputusan tentang
jenis produk. Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu
(ukuran, mutu, corak,dan sebagainya).
c) Keputusan tentang
merek. Konsumen memutuskan merk yang akan diambil.
d) Keputusan tentang
penjualan. Konsumen memutuskan dimana akan membeli ( termasuk pedagang besar,
pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
e) Keputusan tentang
jumlah produk. Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli.
f) Keputusan tentang
waktu pembelian. Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan
tersedia).
g) Keputusan tentang
cara pembayaran. Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya.
2.
Diagnosa
Perilaku Konsumen
Pemahaman akan
perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
Ø Merancang sebuah
strategi pemasaran yang baik
Ø Perilaku konsumen
dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran,
pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya
tersebut.
Ø Pemasaran sosial
(social marketing) yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap
konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih
cepat dan efektif. Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen yaitu :
Ø Pendekatan pertama
adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku
konsumsi dan hal yang mendasarinya.
Ø Pendekatan kedua
adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu
psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
Ø Pendekatan ketiga
disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu
ekonomi dan statistika.
Ketiga pendekatan
sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta
strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda.
Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
B.
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Evaluasi alternatif merupakan
suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh
konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus:
1)
Menentukan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai alternatif,
2)
Memutuskan alternatif mana yang akan
dipertimbangkan,
3)
Menilai kinerja dan alternatif
yang dipertimbangkan dan
4)
Memilih dan menerapkan kaidah
keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Philip kotler mengemukakan,
“Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini
digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan
pembeliannya”(1998:170). Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria
evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli
produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22). Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh,
konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam
keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan
dibelinya.
Alternatif membeli atau tidak
membeli produk (merk) tertentu, dipengaruhi oleh pertimbangan atribut produk.
Yaitu meliputi: manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang diharapkan.
Pertimbangan tersebut seringkali diperbandingan antara manfaat yang akan
diperoleh dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah
membeli barang tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah
pilihan antara keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya
perawatan. Kriteria yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya:
1)
Pengaruh situasi,
2)
Kesamaan alternatif-alternatif
pilihan,
3)
Motivasi,
4)
Keterlibatan,
5)
Pengetahuan
C. PEMBELIAN
Setiap saat konsumen dihadapkan pada masalah untuk mengambil berbagai
keputusan membeli. Tahapan untuk mencapai keputusan membeli dilakukan oleh
konsumen melalui beberapa tahapan berikut :
1) Proses pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu
oleh stimulus internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus,
dsb. Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut.
2) Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan.
Iklan yang menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang
menyadari kebutuhannya.
3) Information Search (Mencari Informasi), Konsumen secara disadari atau
tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan produk yang
sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia akan
membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya
dorongan motivasi, jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam
memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi:
·
Individu: keluarga, kawan,
tetangga, kerabat.
·
Komersial : iklan,
wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
·
Umum: media massa, lembaga
konsumen
·
Pengalaman: penggunaan
produk,pemilikan produk, pengujian produk.
·
Pengaruh hubungan
sumber-sumber informasitersebut terhadap pembeli bervariasi.pada umunya, porsi
informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber komersial yang
dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada pembelian jasa, sumber
individu merupakan sumber yang paling efektif.
Sumber-Sumber Pembelian Intern :
a. Motivasi
Merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan
oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan),
kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan
dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri
(pengembangan dan perwujudan diri).
b. Belajar
Proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat,
mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian
kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa
obyek atau gagasan.
c. Kepribadian
Keputusan pembelian
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Sumber-sumber Pembelian ekstern :
a. Kebudayaan
Faktor budaya adalah
salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
b. Kelompok Sosial dan
Refrensi
Pada umumnya konsumen
sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa
yang harus dibeli. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
·
Kelompok acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap
sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok
maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
·
Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga
berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang
sehari-hari.
·
Peran : meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu
produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
c. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan
situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota
keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat
membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan.
Sumber
http://liarahmadanii.blogspot.com/2013/10/proses-pengambilan-keputusan-konsumen.html
http://dendisetiawan.blogspot.com/2013/01/segmentasi-dan-kepuasan-konsumen.html
http://dendisetiawan.blogspot.com/2013/01/segmentasi-dan-kepuasan-konsumen.html
No comments:
Post a Comment