PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
A.
Keluarga dan Studi Tentang Perilaku Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi
adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen.
Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
1)
Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda
yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli
oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau
anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan
kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap
keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga
adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap
melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga,
busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula
melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran fast-food mana untuk
membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
2)
Ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan
pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya.
Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua.
Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian
orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam
keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk
keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan
persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan,
tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga.
Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang
sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam
keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
B.
KEPUTUSAN PEMBELIAN KELUARGA
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan
pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk
untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.
C.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini
disebut silkus kehidupan keluarga (SKK). Walaupun sudah digunakan di
dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang
paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan
di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus
kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.
D.
FUNGSI KELUARGA
Empat fungsi dasar yang disediakan oleh keluarga:
·
Ekonomi kesejahteraan,
·
Dukungan emosional,
·
gaya hidup keluarga Cocok, dan
·
Keluarga anggota sosialisasi.
E.
Dukungan Emosional
Pemberian makanan emosional (termasuk cinta, kasih sayang, dan keintiman) untuk
anggotanya adalah fungsi dasar yang penting dari keluarga kontemporer. Dalam
memenuhi fungsi ini, keluarga memberikan dukungan dan dorongan dan membantu
anggotanya dalam mengatasi masalah pribadi atau sosial. Untuk membuatnya lebih
mudah bagi orangtua yang bekerja untuk menunjukkan kasih sayang cinta dan
dukungan untuk anak-anak mereka, kartu ucapan perusahaan telah kartu pemasaran
khususnya bagi orangtua untuk memberikan anak-anak mereka. Misalnya, di
kebanyakan komunitas, pusat pendidikan dan psikologi banyak tersedia yang
dirancang untuk membantu orang tua yang ingin membantu anak-anak mereka
meningkatkan belajar mereka dan keterampilan komunikasi, atau secara umum,
lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.
F.
Sosialisasi Anak dan Anggota Keluarga Lainnya
Sosialisasi anggota keluarga, terutama anak muda, adalah fungsi keluarga pusat.
Dalam sebagian besar, proses ini terdiri dari menyampaikan kepada anak-anak
nilai dasar dan mode perilaku yang konsisten dengan budaya. Ini umumnya
mencakup prinsip-prinsip moral dan agama, keterampilan interpersonal, pakaian
dan perawatan standar, perilaku yang sesuai dan pidato, dan pemilihan tujuan
pendidikan dan pekerjaan atau karir yang cocok. Sosialisasi keterampilan (sopan
santun, tujuan, nilai, dan kualitas lainnya) yang diberikan kepada anak secara
langsung melalui instruksi dan secara tidak langsung melalui pengamatan
perilaku orang tua dan saudara kandung yang lebih tua. Pemasar sering
menargetkan orang tua mencari bantuan dalam tugas sosialisasi anak remaja.
Sumber:
PENGARUH INDIVIDU DAN PENGARUH SITUASI PADA PERILAKU KONSUMEN
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang
responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang
kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk
atau merek.Pengaruh personal atau individu Merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yang berasal dari faktor pada diri si konsumen, yang
diantaranya:
1) Usia
dan tahap daur hidup
Orang akan
mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan
dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan
minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
2) Pekerjaan
Pekerjaan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar
dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai
minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
3) Keadaan
ekonomi
Keadaan ekonomi
sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap
pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi
tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk
menetapkan posisi produknya.
4) Gaya
hidup
Orang yang
berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai
gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang
yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna pendapatnya. Konsep
gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk
memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai
tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
5) Kepribadian
dan konsep diri
Tiap orang
mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku
pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang
menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri.
Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi
beberapa pilihan produk atau erek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep
diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat
melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri
ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
Faktor
situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu.
Yang mana kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen.
Mendifinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama terhadap tempat dan
situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang (intra individu) dan stimulasi
(alternatif pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada prilaku
saat itu.
Pengaruh
situasional adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang
atau berasal dari produk atau merek yang dipasarkan. Pengaruh situasional
adalah kondisi sesaat yang muncul tiba-tiba yang mana kemunculannya tidak dari
dal diri oang tersebut maupun dari merk suatu barang, yang mana dalam hal
tersebut terdapat stimulus yang sangat kuat untuk mempengarui orang melakukan
kegiatan konsumsi. Pengaruh situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku
konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau produk.
Faktor
lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen
muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Berikut ada lima karakteristik
situasi konsumen yaitu:
-
Lingkungan fisik, menggambarkan situasi
konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik
lainnya yang ada di sekeliling konsumen
-
Lingkungan Sosial, Kehadiran dan
ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
-
Waktu mungkin diukur secara subjektif
berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti
-
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi.
Misalkan konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi
situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri
-
Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat
(misalnya perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu
situasi.
Jenis-jenis situasi konsumen
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi. Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
-
Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga
-
Komunikasi Tulisan dengan membaca koran,
majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
Informasi
diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat sedang mendengarkan
radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di
depan toko.
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi keputusan membeli.
Misalnya, ketika konsumen berada di pegunungan, ia mungkin akan bersedia
membayar untuk memperoleh jagung bakar berapa saja harganya ketika lapar dan
ingin makanan yang hangat.
Situasi
Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang merupakan
situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi / mengunakan suatu
produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan
dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen muslim sering menggunakan pakaian
muslim pada saat hari raya idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi
seperti ini lah yang digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi
pemakaian.
Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk
membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen
untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup
berlebihan ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan
gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
Situasi tidak
terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya,
seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia punya ternyata tidak ada
isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu maka keputusan yang ia pilih adalah
dengan membeli isi pensil mekaniknya dan melanjutkan tulisannya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment